"Musuh ada di arah jam 9 Komandan" Serdadu A melaporkan kepada Komandannya.
"Kunci target, awasi gerakannya, lalu prediksi pergerakan selanjutnya dari target" perintah Komandan.
"Siap Komandan, laksanakan" Serdadu menjawab tegas.
Seperti bisa kita tebak. Para Serdadu maju menyerbu target. Target kebingungan seolah-olah baru saja dihampiri Ariana Grande. Serdadu berhasil melumpuhkan target. Pertempuran diakhiri dengan pujian dari Komandan kepada para Serdadu.
Kejadian tersebut menunjukkan salah satu bentuk pertempuran. Pertempuran para Serdadu dalam menyerbu target yang sudah menjadi incaran. Namun pertempuran ada banyak sekali jenisnya. Bagi para pelajar pertempuran yang paling kental dirasakan adalah pertempuran dengan tugas. Tugas mendapat posisi yang sama seperti target dalam pertempuran diatas, yaitu sebagai lawan. Walau berada dalam posisi yang sama terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Jika para Serdadu memiliki semangat tinggi dalam mengalahkan lawannya yaitu si target, maka para pelajar kebanyakan langsung hilang semangat saat harus berhadapan dengan tugas.
Gua juga merupakan seorang pelajar. Tugas sudah berkali-kali menjadi lawan pertempuran gua. Tapi gua ingin menceritakan pertempuran gua dengan lawan yang lain. Lawan yang mungkin kalian semua juga pernah hadapi. Dia adalah KECOA.
Pertempuran gua dengan kecoa diawali ketika gua sedang menghuni singgasana kerajaan gua, alias kamar. Sebagai mahasiswa yang menganut prinsip "Jangan terlalu rajin, otak juga butuh istirahat", gua pun bermalas-malasan di kamar gua. Gua memang sepertinya salah dalam mengaplikasikan prinsip gua tersebut, karena otak gua lebih sering istirahat dan malah kayaknya gak pernah dipakai untuk sesuatu yang lebih berguna. Gua bisa dengan cepat mempelajari combo dalam game One Piece - Pirate Warrior 3, tapi menjadi lambat ketika mempelajari pelajaran Pasar Modal (sekedar info gua mahasiswa ekonomi).
Saat sedang mengistirahatkan otak di kamar dengan menonton YouTube sebagai hiburan, muncullah makhluk tersebut layaknya mafia di dalam film. Kecoa itu muncul dari depan gua persis, bergerak lambat seolah-olah sedang memperhitungkan lawan yang ada di depannya yaitu gua. Merasa ditantang face to face oleh kecoa tersebut, jiwa Hercules gua pun mulai mendidih (gua juga gak ngerti kenapa harus Hercules). Bersamaan dengan mata yang mengawasi pergerakan kecoa tersebut gua mulai mencari senjata yang ampuh untuk memukul kecoa tersebut. Pencarian gua menghasilkan beberapa benda yang mungkin bisa gua gunakan. Layaknya Sherlock Holmes gua pun mula menganalisa benda tersebut satu-satu.
Benda 1 : Lemari
Hasil Analisa : Ampuh tapi berat. Gua gak bakal kuat.
Benda 2 : Hardisk Eksternal
Hasil Analisa : Ampuh dan ringan, namun jika gua gunakan dan menang dalam pertempuran hasil yang di dapat tidak sebanding dengan kerugian.
Benda 3 : Laptop
Hasil Analisa : Kerugian lebih parah dari yang Benda 2
Benda 4 : Buku.
Hasil Analisa : Ampuh, ringan, dan tidak menyebabkan banyak kerugian. Perfect
Akhirnya berbekal buku komik One Piece volume 70 yang bercerita saat Luffy mengalahkan Caesar yang kemudian dilanjutkan dengan penyerangan anak buah Doflamingo. Saat diserbu oleh anak buah Doflaminggo kru topi jerami... TUNGGU kenapa jadi cerita One Piece. Fokus. Yak jadi akhirnya Usopp dan Nami.... Fokusssss. Akhirnya berbekal buku komik tersebut gua mulai menghampiri kecoa tersebut dan kemudian mengeluarkan serangan. Hasilnya bisa ditebak, kecoa tersebut menghindar dari Fatality yang gua keluarkan.
Gua melancarkan beberapa serangan dan kecoa tersebut sukses menghindar. Hal tersebut membuat gua teringat dengan nenek gua di rumah (gua sekarang ngekost, mahasiswa cuy). Nenek gua tampak membuktikan bahwa logika dalam game RPG betul-betul terwujud di dunia nyata, bahwa semakin banyak pengalaman/experience maka akan ngebuat lo makin memiliki banyak keahlian/skill. Dengan pengalaman yang tak terhitung dengan jari nenek gua sudah memilki banyak skill, salah satunya adalah One Hit Attack. One Hit Attack ini artinya nenek gua mampu membunuh kecoa hanya dengan satu serangan. Gua ulang, "Hanya dengan satu serangan". Gua yakin nenek gua adalah orang yang menginspirasi ONE, pengarang Manga dan Anime One Punch Man. Jadi Saitama (karakter utama One Punch Man) lo harus inget kalau lo tercipta itu berkat nenek gua.
Berjibaku dengan senjata buku komik gua pun masih dengan konsisten melancarkan serangan, namun tetap saja kecoa tersebut dapat menghindar dengan mulus. Segala strategi yang gua lancarkan gagal. Mulai dari strategi memperkirakan langkah selanjutnya dari kecoa tersebut, sampai strategi pura-pura mati (strategi macam apa ini?).
Namun seperti plot film, pertempuran tersebut pun berakhir. Serangan yang gua lancarkan gagal semua dan tidak mengenai sasaran. Lalu bagaimana pertempuran tersebut berakhir? Pertempuran berakhir dengan ending kecoa tersebut keluar dari kamar gua lewat pintu. KAMPRET
Kejadian tersebut menunjukkan salah satu bentuk pertempuran. Pertempuran para Serdadu dalam menyerbu target yang sudah menjadi incaran. Namun pertempuran ada banyak sekali jenisnya. Bagi para pelajar pertempuran yang paling kental dirasakan adalah pertempuran dengan tugas. Tugas mendapat posisi yang sama seperti target dalam pertempuran diatas, yaitu sebagai lawan. Walau berada dalam posisi yang sama terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Jika para Serdadu memiliki semangat tinggi dalam mengalahkan lawannya yaitu si target, maka para pelajar kebanyakan langsung hilang semangat saat harus berhadapan dengan tugas.
Gua juga merupakan seorang pelajar. Tugas sudah berkali-kali menjadi lawan pertempuran gua. Tapi gua ingin menceritakan pertempuran gua dengan lawan yang lain. Lawan yang mungkin kalian semua juga pernah hadapi. Dia adalah KECOA.
Pertempuran gua dengan kecoa diawali ketika gua sedang menghuni singgasana kerajaan gua, alias kamar. Sebagai mahasiswa yang menganut prinsip "Jangan terlalu rajin, otak juga butuh istirahat", gua pun bermalas-malasan di kamar gua. Gua memang sepertinya salah dalam mengaplikasikan prinsip gua tersebut, karena otak gua lebih sering istirahat dan malah kayaknya gak pernah dipakai untuk sesuatu yang lebih berguna. Gua bisa dengan cepat mempelajari combo dalam game One Piece - Pirate Warrior 3, tapi menjadi lambat ketika mempelajari pelajaran Pasar Modal (sekedar info gua mahasiswa ekonomi).
Saat sedang mengistirahatkan otak di kamar dengan menonton YouTube sebagai hiburan, muncullah makhluk tersebut layaknya mafia di dalam film. Kecoa itu muncul dari depan gua persis, bergerak lambat seolah-olah sedang memperhitungkan lawan yang ada di depannya yaitu gua. Merasa ditantang face to face oleh kecoa tersebut, jiwa Hercules gua pun mulai mendidih (gua juga gak ngerti kenapa harus Hercules). Bersamaan dengan mata yang mengawasi pergerakan kecoa tersebut gua mulai mencari senjata yang ampuh untuk memukul kecoa tersebut. Pencarian gua menghasilkan beberapa benda yang mungkin bisa gua gunakan. Layaknya Sherlock Holmes gua pun mula menganalisa benda tersebut satu-satu.
Benda 1 : Lemari
Hasil Analisa : Ampuh tapi berat. Gua gak bakal kuat.
Benda 2 : Hardisk Eksternal
Hasil Analisa : Ampuh dan ringan, namun jika gua gunakan dan menang dalam pertempuran hasil yang di dapat tidak sebanding dengan kerugian.
Benda 3 : Laptop
Hasil Analisa : Kerugian lebih parah dari yang Benda 2
Benda 4 : Buku.
Hasil Analisa : Ampuh, ringan, dan tidak menyebabkan banyak kerugian. Perfect
Akhirnya berbekal buku komik One Piece volume 70 yang bercerita saat Luffy mengalahkan Caesar yang kemudian dilanjutkan dengan penyerangan anak buah Doflamingo. Saat diserbu oleh anak buah Doflaminggo kru topi jerami... TUNGGU kenapa jadi cerita One Piece. Fokus. Yak jadi akhirnya Usopp dan Nami.... Fokusssss. Akhirnya berbekal buku komik tersebut gua mulai menghampiri kecoa tersebut dan kemudian mengeluarkan serangan. Hasilnya bisa ditebak, kecoa tersebut menghindar dari Fatality yang gua keluarkan.
Gua melancarkan beberapa serangan dan kecoa tersebut sukses menghindar. Hal tersebut membuat gua teringat dengan nenek gua di rumah (gua sekarang ngekost, mahasiswa cuy). Nenek gua tampak membuktikan bahwa logika dalam game RPG betul-betul terwujud di dunia nyata, bahwa semakin banyak pengalaman/experience maka akan ngebuat lo makin memiliki banyak keahlian/skill. Dengan pengalaman yang tak terhitung dengan jari nenek gua sudah memilki banyak skill, salah satunya adalah One Hit Attack. One Hit Attack ini artinya nenek gua mampu membunuh kecoa hanya dengan satu serangan. Gua ulang, "Hanya dengan satu serangan". Gua yakin nenek gua adalah orang yang menginspirasi ONE, pengarang Manga dan Anime One Punch Man. Jadi Saitama (karakter utama One Punch Man) lo harus inget kalau lo tercipta itu berkat nenek gua.
Berjibaku dengan senjata buku komik gua pun masih dengan konsisten melancarkan serangan, namun tetap saja kecoa tersebut dapat menghindar dengan mulus. Segala strategi yang gua lancarkan gagal. Mulai dari strategi memperkirakan langkah selanjutnya dari kecoa tersebut, sampai strategi pura-pura mati (strategi macam apa ini?).
Namun seperti plot film, pertempuran tersebut pun berakhir. Serangan yang gua lancarkan gagal semua dan tidak mengenai sasaran. Lalu bagaimana pertempuran tersebut berakhir? Pertempuran berakhir dengan ending kecoa tersebut keluar dari kamar gua lewat pintu. KAMPRET